MEMBERDAYAKAN PETANI MELALUI USAHA PENGOLAHAN MINYAK KELAPA TAHAN SIMPAN
oleh : Arfan Ganti
Kecil Itu Indah. Pada Program-Program Kecil, Pacul Dan Sekop Para Petani Tidak Dibuat Seolah-Olah Tampak Lucu Oleh Traktor-Traktor dan Pengeruk Program. Roland Bunch.
Melalui skema pendanaan Kemenristek-Dikti, kami memperoleh kucuran dana pengabdian melalui program pengolahan minyak kelapa tahan simpan dan pemanfaatan ampas kelapa menjadi tepung dalam mensubtitusi berbagai macam pembuatan kue. Program ini bisa dijadikan sebagai motivasi, inspirasi bagi masyarakat secara umum dan SKPD-SKPD terkait dalam merancang program kerja yang sifatnya luwes dan tidak kaku. Mungkin sebagian kita memandang bahwa apa yang dilakukan oleh kawan-kawan dosen Fakultas Pertanian UNISA dalam skop kategori yang sangat kecil dan sudah ketinggalan zaman tetapi kami selalu berprinsip bahwa mari kita membangun sumber daya manusia yang diawali dari program-program kecil yang secara rutin dilakukan dan lambat laun akan besar, membawa perubahan peningkatan SDM dalam menunjang ekonomi keluarga. Kami juga
berharap melalui program pemberdayaan yang kami lakukan, membuka peluang kesempatan kerja bagi ibu rumah tangga dan menekan angka kemiskinan. Saya meminjam salah satu Pepatah Rakyat mengatakan ”Perjalanan seribu mil harus dimulai dengan ayunan kaki langkah pertama”, bunyi pepatah tersebut, sangat menyentuh sehingga apapun yang dilakukan tidak mesti diawali dari yang besar, tapi dari hal-hal yang kecil pun bisa dilakukan.
Labuan Kungguma merupakan salah satu contoh desa yang berada di wilayah administratif Kabupaten Donggala yang memiliki potensi sebagai sentra produksi kelapa, sehingga tidak heran ketika berkunjung ke desa tersebut, banyak kita melihat ibu-ibu rumah tangga masyarakat Desa Labuan Kungguma melakukan kegiatan memproduksi minyak kelapa karena bahan baku pembuatan minyak kelapa tersedia cukup melimpah dengan harga bahan mentah masih tergolong murah yaitu Rp.1000/buah. Kegiatan pembuatan minyak kelapa sangat berperan penting dalam
menunjang perekonomian keluarga, minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sejauh ini, pengolahan minyak kelapa masih dilakukan dengan sangat tradisional sehingga menggunakan waktu yang relatif cukup lama. Disamping itu, hasilnya memiliki nilai kualitas yang bermutu, daya simpan yang masih relatif singkat.
Selanjutnya dalam mengembangkan usaha pengolahan minyak kelapa tahan simpan di tingkat petani dapat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa teknologi yang akan diaplikasikan merupakan teknologi inovatif, kreatif, praktis dioperasikan, peralatan pendukung dalam pengolahan tersedia secara lokal dengan harga terjangkau, produk yang dihasilkan mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi dengan pasaran luas. John W. Mellor mengatakan bahwa ”sejumlah besar kisah keberhasilan cenderung bersangkutan dengan inovasi yang sangat mirip dengan cara-cara yang sudah biasa dilakukan, yang sangat sederhana dan mudah diterapkan, serta biasanya memberikan hasil yang luar biasa tingginya”.
Usaha memperkenalkan inovasi paket teknologi pengolahan kelapa secara terpadu merupakan salah satu cara peningkatan pendapatan petani melalui perbaikan teknologi pengolahan kelapa yang ada sehingga meningkatkan produksi dan mutu hasil produk olahan khususnya minyak kelapa. Pengolahan terpadu adalah cara pengolahan yang mendayagunakan seluruh komponen hasil kelapa pada beberapa unit proses dalam satu sistem pengolahan. Pengolahan kelapa terpadu akan meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa dan peningkatan harga kelapa butiran yang akan diterima petani (Nambiar, 1984). Berdasarkan hasil survei inventarisasi potensi dan teknologi agroindustri kelapa di Sulawesi Tengah diketahui bahwa Pengolahan minyak kelapa dilakukan dalam skala rumah tangga dengan teknologi sederhana. Keuntungan yang diperoleh petani masih sangat minim sebesar Rp 13.117,-/hari atau hanya Rp. 300/botol, dengan waktu produksi cukup lama yaitu 23,5-35,9 jam. Dengan inovasi teknologi pengolahan minyak tahan simpan diharapkan menambah pendapatan petani dengan waktu pengolahan lebih singkat.
Untuk menghasilkan minyak kelapa dapat diperoleh dengan metode basah dengan menggunakan bahan baku kelapa segar dan metode kering dengan menggunakan bahan baku kopra. Pengolahan minyak cara basah melalui tahap pembuatan santan, proses pemecahan emulsi santan dapat berlangsung secara spontan maupun metode penggunaan enzim. Metode ini hampir sama dengan cara yang dilakukan petani, kecuali dalam pemberian panas selama pemasakan santan untuk memperoleh minyak kelapa (Khairani, dkk., 2007).
Minyak kelapa yang diperoleh dengan pengolahan yang terkontrol yang menghasilkan mutu yang lebih baik berkadar air 0.02 – 0.03 %, kadar asam lemak bebas 0.02 %, tidak berwarna (bening), bau harum dan daya simpannya lebih dari 1 tahun adalah dikenal sebagai minyak murni atau sebutan lainnya yaitu virgin oil, clear oil, natural oil, white oil (Hagenmaier, 1977). Pengenalan diversifikasi teknologi pengolahan minyak dengan cara sentrifugasi dan penambahan asam asetat (cuka) juga dapat diperoleh minyak yang murni dan sehat. Minyak kelapa bermutu selain digunakan sebagai minyak goreng juga merupakan salah satu bahan baku penting industri seperti minyak telon, sabun, kosmetik dan susu formula (Rindengan dan Novarianto, 2004).
Mengkonsumsi minyak kelapa dalam, apakah yang diproses melalui cara sentrifugasi dan penambahan asam asetat (cuka) ditinjau dari aspek kesehatan sangat aman untuk di konsumsi bila dibandingkan dengan minyak kelapa sawit atau kelapa kering (kopra). Minyak kelapa dalam ini memiliki kandungan kadar asam lemak yang sangat rendah sedangkan minyak yang diproses dari kelapa kering (kopra) kemungkin besar terkontaminasi dengan jamur yang berbahaya bagi kesehatan manusia (Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang informasi ini) dugaan sementara. Ditinjau dari segi ekonomi, minyak kelapa tahan simpan bisa bersaing harga dengan beberapa minyak kelapa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahan besar, sehingga dalam pengembangan usaha rakyat ini, teknik pengemasan perlu menjadi perhatian.
Melalui pengembangan agroindustri kelapa terpadu di Kabupaten Donggala sebagai bagian komoditi unggulan Propinsi Sulawesi Tengah diharapkan dapat meningkatkan peluang berusaha dan bekerja serta pendapatan petani yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan dapat mengatasi masalah kemiskinan di daerah tersebut. Untuk mendukung berjalannya sistem agroindustri kelapa terpadu yang produktif, efisien, dan berkelanjutan maka komponen teknologi inovatif dan komponen kelembagaan yang dapat menjamin penerapan teknologi tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.
Pemberdayaan petani dengan orientasi usaha bisnis komersial dan untuk percepatan pengembangan, dibutuhkan berbagai program baik itu dalam bentuk investasi, bantuan peralatan pengolahan, pembinaan, penciptaan jaringan pemasaran hasil, yang dilakukan secara kontinue dan berkelanjutan. Jangan lupa bahwa keberhasilan tidak hanya ditunjang oleh investasi tetapi seharusnya diikuti dengan pendidikan masyarakat dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal melalui metode pelatihan (training) sistem manajemen, pembukuan dan pangsa pasar dan daerah pemasaran, selanjutnya dilakukan Demonstrasi percobaan untuk meningkatkan keterampilan, dan evaluasi serta pembinaan. Kendala lain yang sering dihadapi ketika mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat bahwa sering kita menemui kelompok-kelompok masyarakat yang perilaku sok tahu sangat tinggi, sehingga implikasinya berdampak negatif terhadap tingkat partisipasi masyarakat, sementara kita ketahui secara bersama bahwa untuk mengukur suatu keberhasilan suatu program terletak pada seberapa besar partisipasi dari anggota mitra.
Hal-hal seperti inilah yang perlu mendapat perhatian dan penanganan dari pemerintah dan selanjutnya pengembangan usaha dilakukan oleh petani bekerja sama dengan swasta, sedangkan perguruan tinggi memposisikan diri sebagai motivator dan fasilitator. Oleh karena itu untuk menunjang pengembangan agroindustri pedesaan dalam skala kelompok berbasis kelapa diperlukan paket teknologi perbaikan pengolahan minyak kelapa tahan simpan yang dapat meningkatkan pendapatan petani dengan lembaga yang memfasilitasi petani terhadap aspek produksi, modal, dan pasar. Disamping itu, tidak hanya dilakukan dari segi perbaikan paket teknologi,
tetapi sudah selayaknya kita mendorong kebijakan satu program dengan BPTP, dinas pertanian, perkebunan, perdagangan dan Universitas dalam meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menunjang perekonomian, serta mengurangi angka kemiskinan dengan memanfaatkan berbagai potensi local suatu daerah. Kami sangat berharap
bahwa apa yang telah kami dilakukan dapat ditularkan pada masyarakat lain melalui program pemerintah yang skala prioritasnya lebih besar. Sekecil apapun yang kita lakukan, akan memberi manfaat, sepanjang diawali dengan niat tulus untuk berubah,
Wassalam.
Penulis : Dosen Universitas Alkhairaat Palu