Muhammad Nur Sangadji Sebut Dua Virus Yang Ditakuti Saat Ini
Palu, wartakiat| Ada dua virus yang ditakuti saa ini, yakni, virus Covid-19 yang melanda bumi sejak akhir tahun 2019 dan virus Radikalisme yang juga melanda bumi dengan cara yang berbeda.
“Bila Covid-19 menyerang fisik khususnya paru-paru manusia usia lanjut, virus radikalisme menyerang mental hati dan jiwa anak muda yang daya tahan mentalnya masih labil. Pada tahapan akut, radikalisme itu bernama terorisme,”kata Ketua Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme Sulawesi Tengah, Dr. Muhammad Nur Sangadji pada forum dialog kebangsaan virtual yang digagas HPA Sulawesi Tengah baru-baru ini.
Menurutnya, kedua virus itu memiliki penyebab tunggal yakni Devient Behavior atau perilaku menyimpang. Hal itu terjadi, kata Akademisi Universitas Tadulako itu, tercipta karena kegagalan dengan pencipta, sesama manusia dan alam semesta.
Dosen Fakultas Pertanian Untad itu juga menyebutkan,Covid-19 lebih kepada relasi ekologis, sedangkan virus radikalisme lebih dekat pada relasi anthropic. Keduanya memiliki hubungan antar micro organisme yang telah memporak-porandakan sendiri kehidupan manusia dari berbagai sektor.
“Posisi lemah dan terbengkalai akan sangat mudah dimanfaatkan oleh aktor radikalisme untuk menyerang kesiagaan dan ketahanan solidaritas sosial yang menjadi taruhan,” ujarnya.
Dia melanjutkan, kedua virus ini bisa dilumpuhkan dengan solidaritas yang melibatkan stakeholder, partisipasi masyarakat dan kesiagapan aparatur pemerintah.
Sementara itu Ketua PW HPA Sulteng, Dedi Irawan mengatakan, OKP se-Kota Palu perlu membangun komitmen dan kesepahaman bersama dalam upaya melawan gerakan radikalisme di wilayah sulteng.
Dia berharap, wilayah Sulawesi Tenga bersih dari individu atau kelompok penyebar paham atau gerakan radikal, secara sempit dan dangkal yang mengatasnamakan agama tetapi justru melawan dan melanggar asas law inforcment yang menjadi tujuan NKRI.
Ketua Forum Komunikasi Ummat Beragama Sulawesi Tengah, Prof. Dr. H. Zainal Abidin membeberkan ciri-ciri oknum yang sudah terpapar radikalisme yakni, memiliki sikap intoleran, pendapatnya saja yang benar. Fanatik, selalu menganggap orang lain salah. Ekslusif, selalu membedakan dirinya dengan orang lain dan revolusioner, menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
Untuk menangkal hal tersebut salah satu hal yang perlu dilakukan kata Guru Besar IAIN Palu itu adalah mengembangkan dan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal yang moderat. Selain itu mengedepankan persamaan, jangan mengedepankan perbedaan yang memecah belah persatuan.
Selain Dialog kebangsaan virtual, PW HPA Sulteng juga menggalang tanda tangan dan ikrar OKP se-kota Palu yang intinya menolak dan melawan radikalisme serta membangun komitmen dan kesadaran kolektif menjelang perhelatan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota 9 Desember 2020 mendatang. (rl)