PB Alkhairaat dan Universitas Alkhairaat Teken Kerjasama dengan Institut Leimena
Palu-Wartakiat| Pengurus Besar (PB) Alkhairaat dan Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, jalin kerja sama dengan Institut Leimena dalam upaya membangun literasi keagamaan lintas budaya.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) bersama Ketua Umum PB Alkhairaat, Habib Ali bin Muhammad Aljufri, Rektor Unisa Palu, Dr. Umar Alatas dan Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, yang dirangkai dengan sosialisasi program di Aula Fakultas Agama Islam, Unisa Palu, Sabtu (26/03) siang.
Ketua Umum PB Alkhairaat Habib Ali bin Muhammad Aljufri, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga persaudaraan dan kemanusiaan. Dalam keyakinan umat Islam, asal umat manusia bersumber dari satu jiwa, yakni Nabi Adam AS. Di hadapan para kepala Madrasah, guru-guru, dan dosen Habib Ali menekankan pentingnya pendidikan karakter atau akhlak.
Menurut Habib Ali, salah satu hikmah dari virus Corona adalah mengajarkan kepada kita, khususnya para orang tua sulitnya menjadi guru, menguras emosi, karena tidak sekedar menjadikan mereka jadi pintar, melainkan lebih dari itu, anak didik harus memiliki akhlak dan budi pekerti dan bermanfaat bagi ummat manusia.
“Guru Tua telah mengajarkan pada kita melalui syairnya yang banyak dihafal oleh murid-murid Akhairaat, dengan Ilmu dan Akhlak, niscaya kalian akan meraih apa yang dicita-citakan, namun jika sudah menggapainya, janganlah sombong,”kata Habib Ali mengutip syair Guru Tua itu.
Habib Ali mengatakan, literasi keagamaan ini jauh sebelumnya sudah dipraktekkan oleh Guru Tua, dengan tidak melihat agama tertentu, misalnya, Guru Tua mengajak guru Aljabar beragama Nasrani yang juga seorang pendeta, PK. Entoh untuk mengajar di Alkhairaat.
“Saya berterimakasih pada Corona, dengan adanya pembelajaran daring, orang tua jadi tau betapa sulitnya menjadi seorang guru yang bertugas mendidik generasi di sekolah menjadi berakhlak,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut Leimena, Mathius Ho, menjelaskan bahwa proram literasi keagamaan lintas budaya, adalah sebuah usaha dalam rangka semakin memperkuat persaudaraan di tengah-tengah keberagaman antar sesama pemeluk agama.
“Kebaikan dan kemanusiaan itu dapat mempersatukan kita,” singkatnya.
Mathius terkesan dengan tiga warisan Pendiri Alkhairaat, Habib Sayid Idrus Salim Aljufri, (SIS Aljufri), yakni pendidikan karakter atau multikultural, Nasionalisme dan Islam Kosmopolitan atau Wasathiyah, sebuah misi yang luar biasa yang telah ditanamkan oleh guru tua.
Menurutnya, warisan Guru Tua itu sangat visioner, sangat sesuai dengan apa yang dilakukan oleh lembaganya saat ini.
Menurutnya, pemikiran tersebut terus berkembang seiring dengan berkembangnya perguruan Alkhairaat di tengah perubahan zaman saat ini.
“Nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh Guru Tua itu menurut saya sangat Luar biasa. Betapa Alkhairaat itu terus berkembang dan semakin besar di tengah perubahan zaman saat ini,” imbuhnya.
Ia juga menerangkan, saat ini pihaknya juga telah bekerjasama dengan berbagai pihak, untuk memperkuat literasi keagamaan di tanah air.
Selaku tuan rumah, Rektor Unisa, Dr. Umar Alatas menyambut dengan baik kerjasama dengan Institut Leimena ini, sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi.
Kegiatan sosialisasi dan penandatanganan MoU tersebut, juga dilaksankan secara daring, pada kesempatan itu, Prof. Dr. Alwi Shihab selaku senior fellow institut Leimena turut memberikan sambutan sekaligus testimoni kedekatan keluarga bin Shihab dengan Allahuyarham Habib Saggaf bin Muhammad Aljufri, M.A.
Penulis; Ridwan Laki