Dekan FAI UNISA Palu Akan Integrasikan Literasi Keagamaan Lintas Budaya

Dekan FAI UNISA Palu Akan Integrasikan Literasi Keagamaan Lintas Budaya

Palu-Wartakiat| Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Alkhairaat (UNISA), Palu, Dr. Abdul Gafar Mallo, akan mengintegrasikan Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) ke dalam mata kuliah.

Lembaga pendidikan keagamaan, kata Abdul Gafar harus mengembangkan pembelajaran interaksi lintas agama sebagaimana wacana yang berkembang dalam materi-materi LKLB.

“Kita berharap ke depannya, pengembangan lembaga pendidikan khususnya pendidikan keagamaan tentu tidak hanya berbasis teks-teks keagamaan, tetapi bisa ada interaksi,” kata Dr. Abdul Gafar saat membuka workshop penyusunan program dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang diikuti 39 guru di bawah Yayasan Pendidikan Alkhairaat pada baru-baru ini di Palu.

Abdul Gafar mengatakan, pelatihan dan workshop LKLB membuka pemahaman guru tentang pentingnya interaksi antar agama. Dia mengingatkaan kembali memori tragedi konflik Poso di Sulawesi Tengah akhir 1998 sampai tahun 2000/2001 yang masih sangat melekat sebagai peristiwa kelam bangsa.

Menurutnya, semua pihak berharap, LKLB bisa menjadi kerangka bagi lembaga pendidikan untuk membangun harmoni dengan Tuhan dan orang lain yang berbeda agama.

“Fakultas Agama Islam memang secara khusus belum ada mata kuliah LKLB, tapi pelan-pelan kita mulai coba integrasikan. Nanti kita lihat di mata kuliah mana, karena sudah ada beberapa teman dosen yang mengikuti kegiatan pelatihan,” kata Abdul Gafar.

Workshop LKLB di Palu, merupakan kerjasama FAI Universitas Alkhairaat Palu, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan Institut Leimena.

Panitia pelaksana workshop melibatkan sejumlah dosen FAI, Neny Kurniati Lisfa, Wakil Dekan 1, Dr. Muh. Haerollah, Wakil Dekan 2, Muh Faisal, Wakil Dekan 3 dan Minannur, Kasubag Akademi serta sejumlah dosen FAI Universitas Alkhairaat terlibat langsung dalam pelatihan LKLB sehingga sudah memahami konten tersebut dengan baik.

“Daerah Sulawesi Tengah ini, beberapa tahun silam, kalau saya ke Jakarta yang selalu ditanya, bagaimana Poso, pak? padahal di Sulteng ada 13 kabupaten/kota. Saya jawab, sudah aman. Tentu sudah aman,” jelasnya.

Dia menambahkan kegiatan LKLB bisa memainkan peran lebih besar dan luas untuk membangun interaksi lebih dalam dengan siapa pun. Kesadaran untuk membangun hubungan baik dengan mereka yang berbeda agama itulah yang bisa menumbuhkan harmoni di dalam masyarakat.

“Saya kira kerangka harmoni ini harus dibangun dalam pembelajaran,” pungkasnya.

Laporan: Ridwan Laki

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *