Cek Kesehatan Gratis Menyeluruh di Sekolah: Investasi Dini Untuk Generasi Sehat Indonesia

Oleh: Zuhriah Ahsan, S.KM., M.Epid.*
Kesehatan Anak sekolah merupakan indikator penting dalam keberhasilan pembangunan manusia di Indonesia. Menyadari pentingnya deteksi dini dan berbagai gangguan kesehatan, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan RI meluncurkan program cek gratis menyeluruh di sekolah mulai Juli 2025.
Program ini menyasar lebih dari 53 juta siswa di 200.000 sekolah dasar dan menengah diseluruh Indonesia. Ini merupakan bagian dari penguatan program skrining kesehatan nasional yang tahun ini menargetkan total 60 juta pemeriksa secara gratis untuk semua warga Indonesia.
Pemeriksaan yang dilakukan bersifat komprehensif dan meliputi:
- Pemeriksaan tinggi dan berat badan
- Status gizi dan tumbuh kembang
- Tes penglihatan dan Pendengaran
- Kesehatan gigi dan Mulut
- Cek Tekanan darah dan gula darah (untuk remaja)
- Skrining Kesehatan Mental dan perilaku social.
Kegiatan ini difasilitasi oleh petugas puskesmas yang bekerja sama dengan tenaga UKS sekolah, data kesehatan siswa dicatat melalui system digital satu sehat, yang terhubung langsung dengan Kemenkes. Program ini berfungsi sebagai surveilans aktif pada populasi, sehingga berbagai gangguan kesehatan dapat di deteksi sejak dini.
Berdasarkan sudut pandang epidemiologi, ini merupakan bagian dari intervensi preventif dengan cakupan dan manfaat jangka panjang. Deteksi dini ini sangat penting karena banyak masalah kesehatan pada anak sering tidak terlihat secara kasat mata, seperti gangguan penglihatan ringan yang menghambat prestasi belajar, masalah pendengaran yang tidak disadari guru dan orangtua, tanda-tanda awal anemia, malnutrisi, obesitas dan gangguan kecemasan, stress sekolah, atau perilaku menyimpang.
Jika dilakasanakan dengan baik, program ini menurut Menetri Kesehatan, Budi Gunandi Sadikin, program ini adalah bagian dari transformasi layanan primer Indonesia, “Kita ingin setiap anak tumbuh sehat dan cerdas. Mereka akan menjadi penentu masa depan bangsa”, ujarnya dalam peluncuran program Juli 2025. Meskipun cakupannya besar, pelaksanaan program ini dihadapkan pada sejumlah tantangan yaitu keterbatasan tenaga kesehatan didaerah terpencil, kurangnya sarana dan alat skrining di sekolah-sekolah kecil dan minimnya literasi kesehatan pada guru dan orangtua. Pemerintah berkomitmen untuk menambah tenaga kesehatan dan memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk melibatkan kader posyandu guru UKS, dan relawan mahasiswa kesehatan.
Cek kesehatan gratis menyeluruh di sekolah merupakan langkah revolusioner dalam pelayanan kesehatan preventif Indonesia. Ini bukan hanya soal pemeriksaan fisik, tetapi tentang memberikan kesempatan yang setara bagi semua anak untuk tumbuh sehat secara fisik, mental, dan social. Dengan kolaborasi semua pihak, program ini di harapkan dapat menjadi warisan penting bagi generasi Indonesia Emas 2045.
Penulis adalah: Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat*