Dr. Aris Aksarah, Kuliah Daring Ajarkan Kejujuran dan Keseriusan

Dr. Aris Aksarah, Kuliah Daring Ajarkan Kejujuran dan Keseriusan

Palu, wartakiat| Kuliah dalam jaringan atau kuliah online yang mulai diterapkan sejak wabah pandemi Covid-19 melanda negeri ini, telah mengajarkan kejujuran dan keseriusan dalam pembelajaran maupun dalam aspek perilaku.

Hal itu dikemukakan oleh Dr.Ir.Aris Aksarah, M.P saat menjawab pertanyaan Fadilah Talebo, mahasiswa FKIP saat sesi tanya jawab pada kuliah umum yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom meeting. Senin, (21/9).

Kuliah umum yang mengangkat tema “Strategi Sukses Kuliah di Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka” dibuka oleh Rektor Unisa, Dr. Umar Alatas, S.Pi.,M. Si.

Dalam sambutannya, Rektor mengingatkan  perkataan Sayyidina Ali, yang juga sering disampaikan oleh Habib Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua),pendiri Alkhairaat, pada murid-muridnya,yakni, “Man Allamani Harfan Sirtulahu Abdan” yang artinya, Barangsiapa yang mengajarkan kepadaku satu huruf, saya akan bersedia menjadi budaknya.

“Maqal Sayyidina Ali ini, sangat relevan dengan tema kuliah umum kita hari ini, khususnya bagi mahasiswa baru untuk senantiasa menghargai para dosennya yang telah memberikan pengetahuan agar keberkahan Ilmu bisa didapatkan,” kata Rektor.

Rektor juga menitipkan kiat sukses kuliah pada mahasiswa baru yakni, menetapkan tujuan tujuan yang jelas, merencanakan dengan nyata hal-hal yang akan dicapai dan memberikan batasan waktu yang tegas, selesai tepat waktu dan selesai diwaktu yang tepat.

Sementara itu Dr. Aris Aksarah mengawali kuliah umumnya menegaskan agar mahasiswa Unisa tidak menjadi mahasisa, tidak menjadi mahasiswa pikultas dan mahasiswa parodi.

Mahasiswa Unisa itu harus menasbihkan diri sebagai yang terbaik di perguruan tinggi, karena hanya dua yang menyandang gelar maha yakni mahasiswa dan maha Esa.

“Gelar yang kalian pikul ini tidak main-main, jangan hanya datang kampus tapi tidak masuk di ruang kuliah, hanya bercengkrama di kantin, tas full dengan buku-buku apa semua tidak, kesana kemari seperti pelakon,” tegas Aris yang juga Ketua Senat Universitas Alkhairaat ini.

Terkait dengan program pemerintah, merdeka belajar, kampus merdeka, hal itu, sudah diatur dalam Permendikbud no. 3 tahun 2020, khususnya pada pasal 18 yang menyebutkan, mahasiswa mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran diluar program studi.

Mantan Dekan Fakultas Pertanian dua periode ini  menjelaskan, kemerdekaan belajar memberikan kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, merdeka dari birokratisasi. Selain itu, dosen juga dibebaskan dari birokratisasi yang berbelit. Begitu  juga halnya mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.

Mantan Ketua LPPM Unisa itu mengatakan, tujuan Mendikbud menyelenggarakan program ini untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial budaya dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat.

“Dari program ini diharapkan memberikan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian dan kebutuhan mahasiswa serta mengembangkan kemandirian dalam menerima dan menemukan pengetahuan kenyataan dan dinamika lapangan,” pungkasnya.”(rl)

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *