Kolesterol Tinggi; Pengenalan, Penyebab dan Pencegahan

Kolesterol Tinggi; Pengenalan, Penyebab dan Pencegahan

Oleh dr. Adeh Mahardika,Sp.PD

Kolesterol  adalah lemak yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam sel tubuh. Kolesterol berasal dari dua tempat yang berbeda yaitu 1) hati ; kolesterol yang diproduksi secara alami untuk membantu membangun sel, membuat vitamin dan hormon tertentu. Tubuh menghasilkan semua kolesterol yang dibutuhkan melalui proses ini. 2) Diet; berasal dari makanan terutama produk hewani seperti daging, telur, keju, yogurt, sea food dan susu.

Kolesterol ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jika terlalu tinggi. Sehingga diperlukan kadar kolesterol yang stabil untuk menunjang fungsinya, namun ketika kadar kolesterol dalam darah berlebihan, akan mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Kondisi peningkatan kolesterol biasanya tidak menimbulkan gejala yang signifikan, namun didalam tubuh terjadi penumpukan lemak di beberapa bagian pembuluh darah. Gejala biasanya timbul dan signifikan saat sudah terjadi penyakit jantung dan stroke karena penumpukan lemak tersebut.

Pemeriksaan kolesterol total dalam darah berguna untuk mendeteksi peningkatan kolesterol (Kemenkes, 2018). Sehingga satu-satunya arah untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kolesterol tinggi dengan melakukan tes darah. National Health Service (NHS UK) merekomendasikan melakukan tes kolesterol apabila memiliki kondisi kelebihan berat badan, riwayat keluarga penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes.

Fungsi kolesterol di tubuh

  1. Pembentukan membran sel, yang menjadikan dinding sel lebih kuat dan kaku agar tidak mudah hancur, serta membantu sel melindungi diri dari benda asing dan membangun kekebalan sel.
  2. Pembentukan asam  empedu yang berfungsi untuk mencerna makanan
  3. Bahan baku pembentukan hormon steroid terutama hormon seks seperti testosteron dan progesteron.

Jenis kolesterol

  • Kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dikenal sebagai jenis kolesterol jahat. Kolesterol LDL dapat menempel dan menumpuk di lapisan dalam pembuluh darah (plak kolesterol) terutama pada kadar yang tinggi, selanjutnya akan mempersempit pembuluh darah dan mencegah kelancaran aliran darah, sehingga  kondisi tersebut menyebabkan penyakit jantung dan stroke. American heart association (AHA) merekomendasikan “lower is better” untuk LDL. Studi menunjukkan tingkat LDL yang ideal adalah £100 mg/dL. Orang dewasa yang mempertahankan tingkat kadar tersebut memiliki tingkat penyakit jantung dan stroke yang lebih rendah.
  • Kolesterol high-density lipoprotein (HDL) adalah jenis kolesterol yang baik. Kadar kolesterol HDL yang tinggi justru dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, dikarenakan kolesterol HDL dapat membawa kolesterol LDL dari pembuluh darah dan kembali ke hati untuk dipecah dan dibuang dari tubuh serta membersihkan lemak-lemak yang menempel di pembuluh darah yang kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu dalam bentuk lemak empedu (Susanto, 2010). Kolesterol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dL untuk pria, atau di atas 50 mg/dL untuk wanita. Penyebab kolesterol HDL yang rendah adalah kurangnya aktifitas fisik, obesitas, serta kebiasaan merokok. Selain itu hormon testosteron pada pria, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan kolesterol HDL, sedangkan hormon estrogen wanita menaikkan HDL.
  • Trigliserida adalah salah satu jenis lemak dalam tubuh, yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis lalu masuk kedalam plasma dalam dua bentuk yaitu Kilomikron dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Kilomikron berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak, sedangkan VLDL yang dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase, sisa hidrolisis kemudian oleh hepar dimetabolismekan menjadi LDL. Tingkat trigliserida yang tinggi dapat berkontribusi pada penumpukan kolesterol yang bermasalah di tubuh. Kadar trigliserida yang tinggi akan memperburuk resiko terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan otak (stroke), jika bersamaan dengan didapatkan kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL yang rendah.

Metabolisme pembentukan kolesterol

Kolesterol berasal dari makanan produk hewani berupa kolesterol ester dan kolesterol bebas. Kolesterol yang masuk kedalam tubuh diabsorpsi dari usus yang kemudian dimasukkan kedalam kilomikron yang dibentuk didalam mukosa usus kemudian diangkut menuju hati. Dari hati, kolesterol dibawa oleh VLDL untuk kemudian membentuk kolesterol LDL. LDL akan membawa kolesterol dari hati menuju keseluruh tubuh. Jika terjadi LDL berlebih dalam darah, maka HDL akan mengangkut kelebihan kolesterol tersebut kembali menuju ke hati agar terjadi metabolisme kembali dan bisa disebarkan keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah.

 

Faktor resiko terjadinya kolesterol tinggi

  1. Usia, Peningkatan kadar kolesterol bisa terjadi pada usia diatas 20 tahun. Pada usia ini kadar kolesterol cenderung meningkat dan tidak dikontrol dengan baik akan menjadi bahaya bagi tubuh. Usia diatas 20 tahun dengan jenis kelamin pria lebih beresiko dibandinghkan wanita. Wanita memiliki estrogen yang dilaporkan menghambat pembentukan kolesterol berlebih. Namun saat wanita masuk usia menopause, estrogen akan berkurang dan resikonya menjadi sama tinggi dengan pria.
  2. Gaya hidup yang buruk seperti jarang bergerak atau jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga merupakan salah satu gaya hidup yang patut dihindari karena dapat meningkatkan kolesterol dalam darah.
  3. Kebiasaan merokok sudah bukan hal yang tabu lagi bagi masyarakat Indonesia. Rokok adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol total dapat dipengaruhi oleh lamanya dan banyaknya jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari, nikotin yang terkandung dalam rokok dapat meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di dinding pembuluh darah arteri jantung dan otak. Nikotin menyebabkan meningkatnya sekresi dari katekolamin sehingga meningkatkan lipolisis.
  4. Stres, orang yang memiliki tingkat stres yang tinggi justru meningkatkan kadar LDL yang cukup tinggi. Hal ini akan diperparah jika orang tersebut memilih jalan pintas untuk mengakhiri stresnya dengan mengonsumsi rokok, alkohol dan makanan yang mengandung zat penyebab kolesterol.
  5. Keturunan / Faktor Genetika, Orang dari keturunan yang memiliki riwayat kolesterol tinggi memiliki kecenderungan mewarisi hal tersebut dibandingkan dengan orang yang bukan dari keturunan yang memiliki riwayat kolesterol.

Cara menurunkan dan mencegah kolesterol tinggi

  1. Mengkonsumsi buah dan sayuran, selain memperhatikan manfaat dari buah dan sayuran perlu untuk memperhatikan cara pengolahan dan penyajiannya agar zat yang penting atau vitamin yang terkandung didalamnya tidak hilang.
  2. Menghindari atau mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung minyak, lemak, dan kolesterol tinggi. Misal: jeroan, makanan laut, minyak, margarin, coklat, gula, susu dan lainnya.
  3. Banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat menurunkan kadar kolesterol, antara lain alpukat, anggur, kedelai, bawang putih, tempe, apel, dan tumbuhan hijau.
  4. Memperbanyak makanan yang mengandung serat, karena serat dapat mengikat kolesterol sehingga tidak beredar dalam darah. Sedangkan vitamin C untuk hemostatis (pengatur) keseimbangan kolesterol.
  5. Melakukan olahraga yang cukup. Kolesterol sangat sulit untuk dikeluarkan dari tubuh, maka harus dikeluarkan secara paksa agar tidak terjadi penumpukan. Caranya dengan banyak berolahraga rutin minimal 20 menit setiap hari.
  6. Perbaikan gaya hidup sebagai cara untuk pencegahan dan pengendalian kolesterol dengan menerapkan pola hidup sehat, antara lain: mengendalikan berat badan, pengurangan berat badan dan mampu membantu menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan HDL.
  7. Mengubah kebiasaan dengan meninggalkan kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, minum-minuman beralkohol dan kebiasaan buruk lainnya.
  8. Menghindari stress yang berkepanjangan dilaporkan juga mencegah peningkatan kadar LDL

 

(Penulis : Dosen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat)

Wartakiat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *