LATO-LATO SEBAGAI MEDIA BERMAIN DAN BELAJAR ANAK (Menelisik Fenomena Permainan Lato-lato)
Oleh: Rani Fardani, S.S.,M.Pd.*
Tek tek tek! Pagi, siang, malam, seperti demam tinggi di segala penjuru, permainan ini melanda semua usia dan kalangan, mulai dari anak-anak,remaja,dewasa, laki-laki, perempuan, bapak-bapak, ibu rumah tangga, hingga pejabat pun memainkannya. Di jalanan, di pasar, di mall, di sekolah, di kampus, di semua tempat lato-lato ini menjamur, seperti tidak peduli bagi yang baru belajar memainkankannya pasti akan mengenai tangan dan menimbulkan lebam di sekitaran pergelangan tangan, namun tidak menyurutkan niat bagi yang mulai candu memainkannya hingga lato-lato inipun dijadikan perlombaan dengan hadiah-hadiah yang cukup menarik.
Apakah lato-lato ini ? Lato-lato merupakan alat permainan yang sangat ikonik di Indonesia pada tahun 1990-an, terdiri dari dua bola kecil warna-warni berbahan plastik yang disambungkan dengan tali atau sejenis benang tebal. Di beberapa daerah nama lato-lato berbeda. Lato-lato sendiri berasal dari bahasa Bugis latto-latto, di Makassar katto-katto, di pulau Jawa etek-etek sementara di Palu dinamai teku-teku. Meskipun banyak ditemukan di Indonesia sejak dahulu, namun ternyata permainan lato-lato ini muncul pertama kali di Amerika pada tahun 1960-an lalu mulai populer tahun 1970-an dengan sebutan clakers yang berarti berkeletak-keletak. Pada awal kemunculannya, permainan ini merupakan alat peraga Fisika yang menggunakan material kaca atau plastik akrilik untuk mengetahui gaya keseimbangan antara dua benda. Namun kemudian dijadikan permainan yang pada akhirnya dilarang dan dianggap berbahaya karena tidak jarang pengguna permainan ini membanting dengan keras dan pecahannya bertebaran mengenai tubuh orang lain.
Viralnya kembali permainan lato-lato di Indonesia diakhir tahun 2022 ini seperti oase di tengah gempuran permainan berbasis tekhnologi yang melekat pada anak-anak, tiap menit setiap anak seperti tidak dapat lepas dari penggunaan gawai, anak-anak selalu memegang gawai kemanapun mereka pergi mulai dari bangun tidur hingga akan beranjak tidur kembali dan kadang tidak mempedulikan keadaan sosial sekitarnya, anak-anak terfokus pada jari jemarinya memainkan gawai, asyik bermain media sosial bercengkrama bersama teman dunia mayanya dan kurang berkomunikasi dengan teman dunia nyatanya. Namun melalui permainan lato-lato ini mampu mengembalikan interaksi sosial secara nyata bertatap muka di antara anak-anak generasi Z (generasi yang lahir antara tahun 1997-2012) dan generasi alpha (generasi yang lahir dari 2012 hingga sekarang), generasi yang kecenderungannya tidak dapat lepas dari gawai dan generasi yang hanya rebahan menyentuh dunia luar melalui gawai di tangan tanpa perlu keluar rumah. Permainan lato-lato ini menjadikan anak-anak berinteraksi dan bersosialisasi bersama teman-teman sebayanya, berkumpul bersama berbicara dan memamerkan kemampuannya dalam bermain lato-lato sehingga solidaritas kebersamaan dan komunikasi aktif mulai terbangun dengan teman-teman sekitarnya.
Lalu bagaimana membuat lato-lato ini bukan hanya sebagai permainan belaka? Mungkin terlihat mudah memainkannya namun permainan ini membutuhkan keseimbangan bola dan fokus terhadap kekuatan mengayunkan kedua bola tersebut sehingga menghasilkan bunyi yang khas. Keseruan bermain lato-lato ini adalah ketika kedua bola saling bertabrakan, semakin kencang dan keras ayunannya maka semakin nyaring bunyi yang dihasilkan, Keterampilan memainkan lato-lato ini merangsang kecerdasan spasial-visual dengan melihat gerakan dan mengukur ketepatan waktu dalam membenturkan bola lato-lato. Dari kecerdasan visual-spasial kemudian meningkat pada melatih kecerdasan emosional anak. Lato-lato melatih anak untuk mengendalikan emosi, semakin si anak dapat mengontrol emosi maka semakin mempengaruhi daya konsentrasinya. Selain itu, permainan lato-lato ini juga dapat menumbuhkan pola pikir pada anak bahwa hidup ini tidaklah instan, kesuksesan harus melewati proses gagal, sakit, mencoba, trus gagal lagi, sakit lagi, mencoba terus dan terus hingga membawa hasil yang maksimal dan akhirmnya dapat meraih senyum kemenangan.
Dari bahasan tersebut, maka dapat diperoleh manfaat permainan lato-lato ini bagi anak-anak antara lain: 1)anak jadi mengenal dan menggemari permainan tradisional, 2)mengurangi intensitas kecanduan penggunaan gawai dan game online pada anak, melalui permainan ini hampir setiap anak tidak lagi menghabiskan banyak waktu mereka di depan layar gawai, 3)melatih keseimbangan fungsi kognitif dan motorik anak dalam mengayunkan dua benda, kekutan membenturkan bola lato-lato harus disesuaikan dengan fungsi tangan dan mata yang saling berkoordinasi, 4)melatih kemampuan interaksi sosial anak dengan lebih sering bermain bersama-sama, 5)melatih kesabaran dan karakter tidak cepat putus asa pada anak dan mencapai target hingga sukses bermain sempurna, dibutuhkan waktu dan trik melalui latihan terus menerus hingga menemukan gerakan sempurna, 6)melatih fokus dan konsentrasi anak pada satu objek benda, 7)menjadi wahana apresiasi terhadap pemahaman nilai-nilai positif, orang tua dapat mengapresiasi kelebihan si anak jika telah mahir melewati semua proses bermain sehingga anak makin merasa berharga dengan kemahiran yang dimilikinya.
Selain manfaat positif dari permainan lato-lato, juga terdapat dampak negatif dari permaian ini, diantaranya: 1)mengganggu ketenangan orang sekitar dari bunyi yang dihasilkan oleh lato-lato, mungkin banyak yang merasa terganggu disaat orang lain sedang bekerja, belajar, istirahat, ataupun ibadah, 2)ayunan yang kuat dan tidak tekontrol atau terlepasnya tali lato-lato berpotensi menyebabkan lebam hingga melukai bagian tubuh, misal, pergelangan tangan, wajah, mata, kepala, 3)dapat membentur objek-objek lain di sekitar pengguna permainannya jika lato-lato terlepas dari tangan atau talinya tiba-tiba putus sehingga menimbulkan kerusakan objek atau barang tertentu, 4)dijadikan alat untuk memukul ke sesama teman bermain, 5)berpotensi menimbulkan rasa tidak percaya diri dan rendah diri pada anak jika tidak berhasil memainkannya, 6)menimbulkan ketagihan pada anak sehingga mengurangi waktu belajar anak.
Dari manfaat positif dan dampak negatif yang ditimbulkan permainan lato-lato maka dibutuhkan peran orang tua untuk mendampingi dan mengawasi anak-anak dalam memainkan lato-lato sehingga tidak menimbulkan perkelahian jika terjadi luka karena ketidaksengajaan dalam memainkannya. Dengan pertimbangan bahwa lato-lato ini hanya media bermain untuk saling berinteraksi dan have fun bersama teman-temannya, juga menjadi media healing sederhana karena permainan ini dapat membuat anak-anak yang memainkannya tertawa lepas, merasakan senang dengan harga murah, juga sebagai media belajar untuk menstimulasi kemampuan motorik, sosial, emosional, visual-spasial. Dan yang paling penting adalah tidak mengganggu waktu belajar anak. Wahai lato-lato, sampai kapankah kamu bertahan membersamai anak-anak kami kembali bersosialisasi nyata bersama teman-temannya? Atau akankah anak-anak kembali mendekap lelap gawainya. Mari kembalikan permainan tradisional bagi anak-anak demi keseimbangan sosial mereka!
Penulis adalah, Dosen Fakultas Sastra Universitas Alkhairaat.