Penurunan Daya Beli dan Dampaknya pada Konsumsi Masyarakat

Penurunan Daya Beli dan Dampaknya pada Konsumsi Masyarakat

Oleh: Dr. Marjun, S.E.,M.M.

Deflasi yang terjadi pasca lebaran ini sangat berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yang semakin menantang, termasuk tingginya angka pengangguran dan rendahnya kenaikan upah riil. Data dari BPS (2025) menunjukkan bahwa meskipun pengangguran sedikit menurun, lapangan kerja yang tersedia sebagian besar menawarkan upah rendah yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Dalam teori keseimbangan pasar Marshall (1920), ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran menjadi salah satu penyebab utama inflasi biaya, yang pada akhirnya berisiko memperburuk kondisi perekonomian domestik. Kenaikan harga bahan pokok seperti, cabai dan daging meningkat tajam, menyebabkan beban hidup yang semakin berat bagi masyarakat kelas bawah dan menengah.

Pada saat yang sama, meskipun harga barang kebutuhan meningkat, daya beli masyarakat tidak ikut meningkat, dan hal ini memperburuk ketimpangan ekonomi yang ada.

Selain itu, sektor industri dan perdagangan yang seharusnya dapat memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, justru mengalami stagnasi. Sektor perdagangan tercatat mengalami pertumbuhan upah riil yang hanya 0,1%, sementara sektor pertanian mengalami penurunan upah riil sebesar -0.6% pada tahun 2024 (BPS, 2025).

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun permintaan barang meningkat menjelang lebaran, kapasitas produksi di sektor-sektor utama tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut secara optimal. Dengan kondisi tersebut, pemulihan ekonomi yang diharapkan pasca lebaran tidak terjadi sebagaimana mestinya.

*Penulis adalah Dosen Tetap Yayasan Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat

 

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *