Broken Heart Syndrome: Ketika Patah Hati Menyebabkan Jantung Tersakiti

Broken Heart Syndrome: Ketika Patah Hati Menyebabkan Jantung Tersakiti

Oleh: dr. Mardhiyah Yamani, Sp.JP, FIHA

Dalam dunia medis, ada satu kondisi yang disebut Broken Heart Syndrome atau secara ilmiah dikenal sebagai Takotsubo Cardiomyopathy. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami stres emosional yang sangat berat, seperti ditinggal orang tercinta, perceraian, atau tekanan batin mendalam, yang berdampak langsung pada fungsi jantung.

Kondisi ini bukan sekadar perasaan sedih biasa. Jantung benar-benar mengalami gangguan dalam memompa darah, dan ini bisa menyerupai serangan jantung.

Apa itu Broken Heart Syndrome? adalah gangguan fungsi jantung sementara yang terjadi akibat lonjakan hormon stres, seperti adrenalin, dalam jumlah tinggi. Biasanya muncul setelah kejadian emosional yang intens: kematian orang terdekat, perceraian, konflik berat, atau stres akut lainnya. Berbeda dengan serangan jantung yang disebabkan oleh sumbatan arteri koroner, Broken Heart Syndrome tidak melibatkan penyumbatan, namun bentuk dan gerakan jantung berubah, khususnya di bagian ventrikel kiri, yaitu ruang utama yang memompa darah ke seluruh tubuh. Saat sindrom ini terjadi, bagian ini melemah dan tidak bisa bekerja dengan baik.

Mekanisme: Ketika Emosi Menghantam Jantung; ketika seseorang mengalami tekanan emosional ekstrem (sangat sedih, kaget, atau stres berat), sistem saraf simpatis teraktivasi secara berlebihan. Akibatnya, terjadi pelepasan besar hormon stres seperti katekolamin (adrenalin dan noradrenalin), yang menyebabkan: Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah kecil), gangguan mikrosirkulasi jantung dan disfungsi miokardial regional (terutama ventrikel kiri). Hasilnya, jantung menjadi lemah secara mendadak, walaupun arteri koroner tidak tersumbat.

Apa saja gejalanya? gejala yang sering muncul: Nyeri dada mendadak, sesak napas, jantung berdebar atau terasa tidak teratur, mual, pusing, dan keluar keringat dingin dan kadang bisa sampai pingsan. Gejalanya sangat mirip dengan serangan jantung, sehingga sering kali orang mengira sedang mengalami serangan jantung padahal tidak.

Siapa saja yang berisiko? Wanita usia di atas 50 tahun (kasus terbanyak terjadi pada kelompok ini), orang dengan riwayat stres berat, depresi, atau kecemasan, seseorang yang baru mengalami kehilangan berat, seperti kematian pasangan atau orang tua dan pasien yang baru menjalani operasi besar atau mengalami trauma.

Apa bedanya dengan serangan jantung?

Broken Heart Syndrome Serangan Jantung
Tidak ada penyumbatan pembuluh darah Ada sumbatan pembuluh darah jantung
Disebabkan oleh stres emosional Disebabkan oleh kolesterol/plak yang menyumbat
Gangguan jantung bersifat sementara Bisa menyebabkan kerusakan permanen
Lebih sering pada wanita Lebih umum pada pria dan wanita

Bagaimana cara dokter mendiagnosisnya? untuk memastikan, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti: EKG (rekam jantung), Ekokardiografi (USG jantung), Tes biomarker jantung dan Angiografi koroner (pemeriksaan pembuluh darah jantung)

Jika hasil angiografi menunjukkan pembuluh darah jantung tidak tersumbat, tetapi fungsi jantung tetap terganggu, maka dokter mungkin akan mendiagnosis Broken Heart Syndrome.

Apakah bisa sembuh? jawabannya Bisa. Bahkan sebagian besar pasien pulih sepenuhnya dalam waktu 1–2 bulan. Penanganannya biasanya meliputi: Obat untuk mengurangi stres pada jantung (seperti beta-blocker), obat untuk menurunkan tekanan darah, obat diuretik bila ada gejala gagal jantung dan istirahat cukup dan pemulihan mental. Dokter juga mungkin menyarankan konseling atau terapi psikologis, terutama bila stres emosional adalah pemicu utama.

Bagaimana cara mencegahnya? belajarlah mengelola stres dengan cara sehat: olahraga, meditasi, menulis, atau bercerita. Hindari menyimpan kesedihan sendirian — bicarakan dengan orang terpercaya. Jaga gaya hidup sehat: tidur cukup, makan teratur, dan tetap aktif secara fisik dan jangan ragu berkonsultasi ke psikolog atau psikiater jika emosi terasa tidak terkendali.

Kesimpulan; Broken Heart Syndrome adalah kondisi medis nyata, bukan sekadar istilah puitis.

Broken Heart Syndrome merupakan kondisi yang dapat disalahartikan sebagai serangan jantung, dan bisa berujung fatal jika tidak dikenali dan ditangani dengan benar. Masyarakat perlu menyadari bahwa emosi, duka mendalam, bahkan kejutan menyenangkan bisa menjadi pemicu disfungsi jantung akut. Jangan remehkan stres, kesedihan, atau kehilangan. Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

“Jantung kita tidak hanya memompa darah,  ia juga merespon beban rasa yang tak tentu arah.”

Penulis adalah: Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat/Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RSU Anutapura Palu dan RS Sis Aldjufrie Palu.

 

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *