Dermatitis Alergi

Oleh: dr. Masita Muchtar M.Biomed*
Dermatitis alergi atau disebut dermatitis kontak alergi, adalah suatu kondisi peradangan pada kulit yang terjadi akibat reaksi sistem imun terhadap zat asing (alergen), yang bersentuhan langsung dengan kulit. Meskipun tidak menular, kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman seperti gatal, kemerahan, bahkan luka lecet yang mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Penyebab dermatitis alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara berlebihan bereaksi terhadap zat tertentu yang biasanya tidak berbahaya. Paparan pertama mungkin tidak menimbulkan reaksi, namun pada paparan berikutnya, tubuh akan mengenali zat tersebut sebagai “ancaman” dan memicu respons alergi.
Beberapa alergen umum yang sering menyebabkan dermatitis alergi antara lain, logam, seperti nikel pada perhiasan, jam tangan atau kancing celana. Kosmetik dan produk perawatan kulit, seperti sabun, parfum, lotion ataupun tabir surya. Bahan lateks, yang umum pada sarung tangan medis atau balon.
Tanaman tertentu, seperti poison ivy atau beberapa jenis rumput liar. Bahan kimia industri, termasuk deterjen, pembersih rumah tangga dan pelarut. Namun, tidak semua orang sensitif terhadap alergen ini. Faktor genetik dan paparan berulang berperan dalam munculnya reaksi alergi.
Gejala dermatitis alergi bisa muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah kulit terpapar alergen. Gejala-gejala umum yang sering muncul meliputi, ruam kemerahan yang berbatas tegas di area yang terpapar. Rasa gatal yang hebat, kadang disertai sensasi terbakar.
Pembengkakan ringan, lepuh kecil berisi cairan (pada kasus yang berat bisa pecah dan berkerak), kulit kering, menebal, atau bersisik, terutama bila sudah berlangsung lama. Area yang paling sering terkena termasuk tangan, wajah, leher, dan pergelangan.
Pencegahan: Identifikasi dan hindari alergen, langkah utama dalam penanganan dermatitis alergi adalah mengetahui penyebabnya dan menghindarinya sebisa mungkin. Bila perlu, lakukan uji alergi kulit di bawah pengawasan dokter spesialis kulit. Penggunaan Obat Topikal dan Oral, krim kortikosteroid digunakan untuk meredakan peradangan dan gatal.
Antihistamin oral dapat mengurangi rasa gatal dan reaksi alergi secara keseluruhan. Krim pelembap digunakan untuk menjaga kelembapan kulit, mempercepat penyembuhan, dan mencegah iritasi berulang.
Perawatan Mandiri di Rumah, hindari menggaruk bagian yang gatal untuk mencegah infeksi. Gunakan pakaian longgar dan berbahan lembut. Kompres dingin dapat membantu mengurangi rasa gatal dan peradangan.
Konsultasi Medis, jika gejala berlangsung lama, sering kambuh atau meluas, sebaiknya segera konsultasi ke dokter kulit untuk pengobatan lebih lanjut dan mencegah komplikasi.
Dermatitis alergi merupakan kondisi kulit yang umum dan bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang sering terpapar bahan kimia atau produk tertentu. Meskipun tidak membahayakan jiwa, gejalanya bisa sangat mengganggu dan mempengaruhi produktivitas sehari-hari. Dengan mengenali penyebab dan melakukan penanganan yang tepat sejak dini, dermatitis alergi bisa dikendalikan dengan baik.
Penulis adalah: Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat.*