Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Rumahan (Home Industry) di Desa Bainaa Parigi Moutong

Oleh: Lathifah A. Lanonci, S.E.,M.E.
Faktor pendukung untuk bisnis ini termasuk ketersediaan koperasi untuk pendanaan, transfer keterampilan dan pengetahuan, dan keterlibatan anggota keluarga dan komunitas. Para pelaku usaha juga memiliki sumber pendapatan lain, seperti pertanian, yang dapat mendukung bisnis mereka. Hambatan termasuk kurangnya peralatan modern dan pasar terbatas untuk produk mereka. Tantangan utama adalah modal, seperti yang disebutkan oleh tokoh masyarakat setempat. Juga kurangnya dukungan pemerintah untuk bisnis ini. Meskipun ada tantangan ini, usaha rumahan memainkan peran penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Mereka memberikan pendapatan bagi pengusaha dan keluarga mereka, yang dapat digunakan untuk pendidikan dan kebutuhan lainnya. Bisnis juga berkontribusi pada komunitas melalui donasi amal dan kontribusi kegiatan keagamaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Moh. Rinto, mahasiswa Fakultas Agama Islam, ada beberapa faktor pendukung bisnis home industri di desa Bainaa, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong. Faktor-faktor ini meliputi:
- Ketersediaan koperasi untuk Modal: Hasil wawancara menunjukkan bahwa koperasi memainkan peran penting dalam memfasilitasi peminjaman dana bagi masyarakat desa yang ingin memulai atau mengembangkan bisnis home industri. Ini penting karena koperasi memberikan akses ke modal yang mungkin sulit diperoleh melalui sumber lain, terutama bagi masyarakat desa.
- Transfer Keterampilan dan Pengetahuan: Ada penekanan pada pentingnya pengetahuan dan keterampilan yang ditransfer dari orang tua atau generasi sebelumnya kepada generasi sekarang. Misalnya, trik-trik memasak yang diajarkan dari orang tua ke anak menunjukkan bagaimana pengetahuan tradisional masih menjadi bagian penting dalam mendukung bisnis home industri.
- Keterlibatan Keluarga: Keluarga juga tampaknya memainkan peran sentral dalam bisnis home industri. Keterlibatan keluarga dalam membantu produksi, seperti dalam pembuatan kue menggunakan oven atau alat tradisional seperti dandang, adalah salah satu faktor pendukung utama.
- Usaha dari Sektor Pertanian: Ada hubungan yang kuat antara bisnis home industri dan usaha pertanian. Penghasilan dari bertani, seperti menanam merica, sering kali menjadi sumber pendapatan utama dan menjadi landasan bagi keberlangsungan bisnis home industri. Pertanian menyediakan bahan baku seperti kelapa, yang kemudian diolah dalam bisnis home industri.
Secara keseluruhan, faktor-faktor ini bekerja secara sinergis untuk mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis home industri di desa tersebut. Koperasi memberikan modal yang diperlukan, keterampilan diturunkan dalam keluarga, dan usaha pertanian menyediakan bahan baku serta pendapatan tambahan.
Dalam pengembangan home industri di desa Baina’a, terdapat beberapa hambatan yang dapat menghalangi pertumbuhan dan keberlanjutan usaha. Berdasarkan wawancara yang telah disampaikan, hambatan tersebut dapat diidentifikasi pada tiga aspek utama: peralatan, pasar terbatas, dan modal.
- Hambatan pada Aspek Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam home industri di desa Baina’a sebagian besar masih sederhana dan tradisional. Misalnya, penggunaan wajan, kuali, dan dandang dalam proses produksi menunjukkan bahwa peralatan modern belum banyak digunakan. Hal ini dapat membatasi kapasitas produksi dan efisiensi dalam menjalankan bisnis. Penggunaan alat-alat tradisional seperti ini juga mungkin membutuhkan lebih banyak tenaga dan waktu, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas produk. Keterbatasan dalam akses ke peralatan yang lebih canggih atau modern dapat menjadi hambatan serius dalam meningkatkan skala produksi dan daya saing produk dari home industri di desa ini.
- Hambatan pada Aspek Pasar Terbatas
Pasar yang tersedia bagi produk home industri di desa Baina’a tampaknya masih terbatas pada lingkup lokal atau desa-desa sekitar. Hal ini dapat menjadi tantangan besar bagi para pelaku industri untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Keterbatasan pasar ini mungkin disebabkan oleh kurangnya akses ke jaringan distribusi yang lebih luas atau promosi yang efektif di luar wilayah desa. Ketergantungan pada pasar lokal membuat bisnis-bisnis ini rentan terhadap fluktuasi permintaan yang mungkin tidak selalu stabil. Selain itu, dengan pasar yang terbatas, potensi pertumbuhan dan diversifikasi produk juga menjadi terhambat, karena pelaku industri mungkin tidak memiliki insentif atau sumber daya untuk menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk yang ada.
- Hambatan pada Aspek Modal
Meskipun koperasi tersedia sebagai sumber modal, tidak semua pelaku industri mungkin memiliki akses yang cukup atau mudah untuk mendapatkan pinjaman yang dibutuhkan. Kendala seperti kurangnya jaminan atau persyaratan administrasi yang sulit dapat menjadi penghalang bagi sebagian masyarakat dalam mendapatkan modal yang diperlukan. Selain itu, modal yang terbatas juga sering kali digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau pertanian, sehingga alokasi dana untuk pengembangan bisnis home industri menjadi kurang optimal. Dengan keterbatasan modal, pelaku industri mungkin kesulitan untuk mengembangkan usaha mereka, seperti memperluas skala produksi, meningkatkan kualitas produk, atau memperbaiki peralatan yang digunakan.
Secara keseluruhan, hambatan-hambatan ini menunjukkan bahwa meskipun home industri di desa Baina’a memiliki potensi untuk berkembang, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Pengembangan akses ke peralatan yang lebih modern, perluasan pasar di luar wilayah lokal, dan peningkatan akses ke modal yang memadai adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan mendorong pertumbuhan industri rumahan di desa ini.
Berdasarkan analisis terhadap faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan home industri di desa Baina’a, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, dalam perspektif ekonomi Islam, dapat disimpulkan beberapa hal penting:
- Faktor Pendukung
- Ketersediaan koperasi sebagai sumber modal dapat dilihat sebagai bentuk solidaritas ekonomi yang mendukung prinsip keadilan dan kesejahteraan bersama. Koperasi menyediakan akses modal bagi masyarakat dengan mekanisme yang lebih manusiawi dan berbasis syariah, seperti pembiayaan tanpa riba.
- Transfer keterampilan. Hal ini mendukung pengembangan kapasitas individu dan komunitas. Transfer keterampilan ini akan memperkuat kemandirian ekonomi keluarga.
- Keterlibatan keluarga dalam bisnis karena mendukung kesejahteraan anggotanya. Hal ini mencerminkan prinsip kerjasama dan tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan ekonomi yang halal.
- Pada sektor pertanian. Hal ini karena Islam sangat mendorong kegiatan bertani dan bercocok tanam sebagai salah satu bentuk ibadah dan usaha yang halal.
- Faktor Penghambat
- Keterbatasan peralatan. penggunaan teknologi yang baik dan bermanfaat sangat dianjurkan, selama tidak merusak lingkungan atau melanggar prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, peningkatan akses ke peralatan yang lebih modern dan efisien harus menjadi perhatian utama untuk mendukung perkembangan usaha yang halal.
- Pasar yang terbatas. Islam mendorong perdagangan yang adil dan bermanfaat bagi semua pihak, serta distribusi yang luas untuk mendukung kesejahteraan umat. Keterbatasan akses ke pasar yang lebih luas berarti peluang ekonomi dan keberlanjutan usaha menjadi terbatas.
- Keterbatasan modal. Meskipun ada koperasi, keterbatasan modal tetap menjadi hambatan, terutama jika masyarakat tidak memiliki jaminan atau mengalami kesulitan administratif. Islam sangat menekankan pentingnya memanfaatkan harta dengan cara yang halal dan produktif. Oleh karena itu, diperlukan model pembiayaan yang lebih inklusif dan berbasis syariah, seperti mudharabah atau musharakah, yang dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkembang tanpa terbebani oleh utang yang tidak adil.
Penulis adalah Dosen Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Alkhairaat.