Hubungan Infeksi Pada Gigi Mempengaruhi Kesehatan Jantung dan Organ Tubuh Lainnya

Hubungan Infeksi Pada Gigi Mempengaruhi Kesehatan Jantung dan Organ Tubuh Lainnya

Oleh: drg. Lutfiah, M. KM.*

Belakangan ini, perbincangan khayalak ramai soal pentingnya kesehatan gigi dan mulut, menjadi topik istemewa. Masyarakat kebanyakan dan kaum terpelajar khususnya generasi muda yang biasa disebut gen Z amat peduli terhadap kesehatan, serta gigi pada khususnya. Pada dimensi yang lebih spesifik bisa kita lihat betapa gen Z lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan mulut dibanding generasi sebelumnya. Bisa disebutkan Your Smile Is Our Concern.

Apa yang sebenarnya mendorong obsesi ini?boleh jadi ini karena pengaruh media sosial yang harus diakui memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan ilmu dan bahkan watak seseorang.

Lihatlah kini, para Influencer dengan gigi putih bersih dan senyuman menawan seringkali menjadi panutan. Konten tentang perawatan gigi, dari produk pemutih hingga tips menjaga kesehatan mulut, viral diplatform seperti Instagram dan TikTok. Pengaruh ini mendorong masyarakat berpendidikan untuk lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan gigi.

Dalam sikap kesadaran seperti itu masyarakat terpelajar memiliki kepedulian terhadap kesehatan holistik. Mereka paham bahwa kesehatan gigi tidak hanya tentang penampilan, tetapi juga bagian penting dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Penyakit gigi bisa berdampak pada kondisi kesehatan lain seperti jantung, serta organ lainnya, fokal infeksi kesadaran ini menciptakan pondasi kesehatan secara menyeluruh.

Kondisi ini memberikan ruang positif bagi kita mengintrodusir pemahaman mengenai kesehatan gigi, misalnya pencegahan masalah mulut sejak dini/preventif. Pemberian pemahaman bahwa membersihkan gigi secara teratur adalah langkah proaktif untuk mencegah masalah mulut sejak dini/pembersihan karang gigi ( Scaling). Plak dan bakteri yang berkumpul disekitar gigi dapat menyebabkan karies, penyakit gusi, jaringan penyangga gigi, serta infeksi pada sekitar mulut. Melalui kebiasaan untuk menjaga kebersihan gigi yang baik, kita dapat mengurangi risiko ini dan menjaga fungsi mulut yang optimal. Sederet contoh contoh kesehatan gigi tak bisa kita sebutkan satu persatu karena cakupan ilmu kesehatan gigi begitu luas.

Salah satu perbincangan menarik belakangan ini adalah kaitan antara kesehatan gigi dan penyakit jantung. Dalam riset ilmiah saat ini, telah menunjukkan hubungan yang mengkhawatirkan antara kesehatan gigi dan mulut dan masalah jantung. Penyakit gusi, misalnya, dapat memicu masalah kardiovaskular dan meningkatkan risiko serangan jantung. Kerusakan gigi dan infeksi mulut lainnya di masa kanak-kanak dapat menyebabkan aterosklerosis (penyumbatan arteri) dimasa dewasa.

Resiko  ini khususnya dapat merugikan lansia. Mayoritas lansia memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, yang dapat memburuk seiring dengan buruknya kesehatan gigi dan mulut. Namun, jutaan lansia tidak bisa mendapatkan perawatan gigi yang dibutuhkan, dengan adanya asuransi kesehatan bisa menjadi solusi yang tepat.

Caranya adalah,  pertama, mari kita telusuri mengapa kesehatan mulut dan penyakit jantung saling terkait. Kesehatan mulut yang buruk, termasuk penyakit gusi, menyebabkan bakteri tumbuh di mulut kita. Kuman-kuman ini dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga membahayakan kesehatan sistemik kita.
Ketika bakteri dari mulut mencapai jantung, mereka dapat menyebabkan peradangan. Bakteri pada mulut telah dikaitkan dengan kondisi berbahaya yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular, serta jaringan lainnya seperti:

  • Peradangan akibat bakteri gigi dapat menyebabkan infeksi pada lapisan jantung, yang disebut endokarditis.
  • Bakteri mulut dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan serangan jantung.
  • Penyakit gigi juga dapat meningkatkan risiko orang dewasa terkena stroke.

Meskipun kesehatan mulut yang buruk mungkin bukan satu-satunya penyebab ancaman ini, penelitian menunjukkan adanya hubungan kuat lainnya antara kebersihan mulut dan kesehatan jantung:

  • Orang dengan penyakit gusi 28% lebih mungkin menderita serangan jantung daripada mereka yang tidak memiliki masalah gigi.
  • Kesehatan mulut yang buruk merupakan faktor resiko infeksi human papillomavirus (HPV), yang dapat membuat kita lebih rentan terkena serangan jantung.

Selain itu, studi observasi terkini memperlihatkan peningkatan resiko yang ringan tetapi signifikan antara kesehatan rongga mulut terutama radang jaringan penyangga gigi atau periodontitis yang dengan resiko penyakit jantung koroner. Ada banyak hipotesis berkaitan dengan hal ini. Beberapa hipotesis itu meliputi keterlibatan langsung bakteri, mediator peradangan, faktor resiko yang mempengaruhi kedua penyakit tersebut, dan kombinasi keduanya.

Salah satu hipotesis yang bisa menjelaskan peran untuk penyakit periodontal pada penyakit jantung adalah mekanisme peradangan umum atau infeksi lokal dan interaksi bakteri tertentu. Bakteri gram negatif yang paling sering ditemukan pada radang jaringan gusi ikut dalam peredaran darah yang disebut bakteremia. Keberadaan bakteri dalam darah menyebabkan potensi kerusakan pada lapisan endotel pembuluh darah. Potensi kerusakan ini merangsang tubuh untuk melakukan suatu mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan tubuh dapat berupa agregasi atau penempelan keping darah dan infiltasi atau proliferasi monosit yang merupakan sel radang. Perubahan ini menimbulkan munculnya plak pada pembuluh darah yang mengalami bahaya.

Pada akhirnya bahwa menjaga kesehatan Gigi dan mulut yang baik dan memastikan setiap orang memiliki akses ke kesehatan tersebut yang baik dapat mengurangi resiko ini, melindungi jantung dan kesehatan kita secara keseluruhan.

Kini,  kesehatan gigi dan mulut tidak hanya berkaitan dengan kenyamanan saat mengunyah atau senyum yang menarik. Penelitian terkini telah menunjukkan keterkaitan yang kuat antara penyakit gigi dengan berbagai turunannya dan kondisi kesehatan umum, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan bahkan penyakit Alzheimer. Bila kedua penyakit itu berhubungan kuat akan lebih mematikan.  Semoga yang sedikit ini bisa berfaedah.Wallahul Mustaan.

Penulis adalah: Wakil Rektor III/Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat.*

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *