Menuju Kampus Unisa yang Berkelanjutan

Menuju Kampus Unisa yang Berkelanjutan

Oleh: Prof. Dr. Ir. H. Kasman Jaya, M.Si. *

Memperingati Hari Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni, tentu tidak dimaksudkan untuk sekedar kegiatan seremonial, namun sebagai wujud nyata kepedulian kita sebagai insan akademis dalam berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif civitas akademika tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, tempat dimana kita menjadi bagian dari salah satu entitas semesta yang diamanahkan menjaga dan melestarikannya.

Allah SWT berfirman yang artinya; “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” Al-A’raf ayat 56

Kegiatan memperingati hari lingkungan hidup dengan penanaman pohon dan komitmen kita dalam pemilihan sampah hari ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs)11 yang bertujuan untuk menciptakan kota dan permukiman yang berkelanjutan, SDGs12 yang mendukung konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta SDGs13 yang mendorong aksi nyata untuk mengatasi perubahan iklim. Dan ini juga merupakan bukti bahwa kampus Unisa memahami bahwa masalah degradasi lingkungan dan pengelolaan sampah merupakan tantangan besar yang memerlukan perhatian serius, terutama dalam konteks perubahan iklim global dan kerusakan lingkungan.

Menjaga lingkungan kampus ini tetap bersih dan nyaman bukan pilihan namun kewajiban kita bersama. Tidak sulit menjadi orang yang peduli dengan lingkungan? Terkadang yang sulit adalah memulai dan berkomitmen untuk melakukannya. Untuk itu, mari kita mulai dengan melakukan aksi nyata, mulai dari hal yang kecil untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merokok di sembarang tempat, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan melakukan pemilihan sampah. Kita semua berkewajiban untuk menjaga lingkungan kampus ini agar tetap menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan berbagai aktivitas akademik dan sosial.

Tak sekedar kesadaran praktis, berdasarkan pengetahuan untuk ikut menjaga lingkungan sebagai landasan ontologisnya, namun juga  perlu ditumbuhkan kesadaran diskursif, dimana kita memiliki kapasitas untuk mengerti dan merefleksi serta mampu menjelaskan arti dari semua tindakan terhadap perubahan yang dilakukan dengan mengatasi problem lingkungan.  Termasuk kegiatan hari ini misalnya, menanam pohon harus mampu direflesikan sebagai wujud kesadaran kolektif warga kampus dalam mendukung SDGs dan pembangunan berkelanjutan.

Hal tersebut juga bisa direfleksikan bahwa menamam pohon berarti kita telah menanam kebaikan.  Fungsi pohon bukan hanya tempat penyimpanan zat karbon dan mensuplai oksigen, namun juga memberikan teduhan dan mengurangi panas serta menaikan kelembapan. Dan itu semua terjadi karena pohon melakukan evapotraspirasi. Jadi pohon itu seperti AC yang beroperasi 24 jam nonstop dan gratis, selain itu pohon tidak hanya mendinginkan area sekitarnya, tapi juga menjadi filter udara raksasa. Dan pohon dapat membantu kita menjadi bahagia dan lebih sehat. Pohon juga mempengaruhi kesehatan mental. Riset membuktikan bahwa adanya hijauan dapat meningkatkan konsentrasi dan mengurangi strees.

Pada momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, sebagai masyarakat kampus kita diingatkan juga untuk lebih berperan dalam mengkomunikasi, menginformasi, dan mengedukasi masyarakat terkait pemanfaatan dan pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik yang ramah lingkungan.  Kampanye 3R (Reduce, Reuse, Recycle) secara  sistematis disertai gaya hidup ramah lingkungan perlu dikembangkan secara luas dan digencarkan serta penting pula kita merekomendasikan kepada pemerintah agar perlu memasukkan isu-isu lingkungan hidup menjadi bagian dari Indikator Kinerja Utama perguruan tinggi. Sembari kita mengingatkan pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan pendekatan tata kelola lahan yang holistik dan berkelanjutan dengan memperkuat regulasi dan penegakan hukum terhadap alih fungsi lahan, terutama di daerah hulu dan kawasan lindung. Kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan dan tata kelola yang buruk telah memperparah risiko bencana alam. Banjir dan longsor yang terjadi di berbagai daerah baru-baru ini menegaskan  bahwa tata kelola lahan yang buruk dan alih fungsi lahan yang masif telah mengubah lingkungan menjadi sumber bencana. Jika tidak ada perubahan mendasar dalam kebijakan dan praktik tata kelola lahan, negeri ini akan terus menghadapi bencana hidrometeorologi berulang karena keserakahan dan kebodohan kita.

Demikian orasi singkat ini kami sampaikan dihari baik ini,  bertepatan dengan hari arafah, hari penuh ampunan, sungguh menjadi hari dimana kita diingatkan melakukan refleksi atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita, dan untuk bersyukur kepada-Nya.

Dan hari ini kita berkumpul tak sekedar menanam pohon, namun lebih dari itu memperkuat kesadaran kolektif dan diskursif untuk mengerti, merefleksi dan mampu menjelaskan kenapa lingkungan hidup harus terus dijaga dan dilestarikan. Termasuk kemampuan dalam menjelaskan kenapa lingkungan kampus Unisa ini harus berkelanjutan, nyaman dan  bersih untuk beraktivitas. Tabe.

Wallahul Musta’an

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

*Guru Besar Pengelolaan Lingkugan Hidup/ Orasi disampaikan pada peringatan hari lingkungan hidup sedunia di halaman kampus Universitas Alkhairaat.

 

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *