Tim PKM Unisa Latih Kelompok Tani Sangurara Tulo dan Isteri Petani Boyaoge Kelola Limbah Rumah Tangga

Tim PKM Unisa Latih Kelompok Tani Sangurara Tulo dan Isteri Petani Boyaoge Kelola Limbah Rumah Tangga

Sigi-WartakiatΙ Tim Abdimas, Dosen Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, Program Kemitraan Masyarakat (PKM)  hibah Dikti tahun 2023 melakukan kegiatan pemberdayaan kelompok tani Sangurara di desa Tulo, Kabupaten Sigi pada tanggal 9-10 September 2023. Kegiatan tersebut berupa penyuluhan dan pelatihan memanfaatkan limbah pertanian dan kotoran ternak menjadi pupuk yang bernilai ekonomi serta memanfaatkan tanaman-tanaman potensial disekitar petani (potensi lokal) untuk dijadikan pestisida nabati (pesnab), serta keterampilan membuat formulasi Trichoderma sebagai bioaktivator dalam pembuatan pupuk organik.

Kegiatan yang dibuka  oleh ketua Abdimas PKM Dr.Ir.Kasman Jaya,M.Si mendapat respons baik dari warga Kelompok Tani Sangurara. Hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan dari anggota kelompok tani dalam kegiatan tersebut.  Turut hadir dalam kegiatan PKM pemberdayaan kelompok tani adalah PPL Desa Tulo Serly Tande, S.P serta anggota abdimas PKM Unisa Dr.Ir.Ratnawati,M.P dan Dr.Marjun,S.E ,M.M dan dosen Fakultas Pertanian Unisa lainya Dr.Sri Sudewi, S.P,M.Sc juga bertindak sebagai pemberi materi.

Dr.Ir.Kasman Jaya,M.Si dalam sambutan pembuka menyampaikan jika kegiatan ini dimaksudkan untuk mengubah mindset petani dalam melakukan budi daya tanamannya. Dimana selama ini begitu tergantung dengan bahan kimia dalam meningkatkan hasil tanaman, dan lewat kegiatan ini, Tim PKM Unisa Palu  melakukan lewat transfer pengetahuan dan teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan  berupa pupuk organik berbahan limbah pertanian dan kotoran hewan yang cukup banyak tersedia.

Ketua Komisi Etik Unisa itu menyebutkan, kegiatan PKM dilakukan dengan konsep ekonomi hijau yaitu pemanfaatan sumber daya lokal dengan pengelolaan yang baik, menggali potensi-potensi lokal yang belum termanfaatkan untuk dijadikan suatu produk yang memiliki nilai ekonomi. Hal ini akan mendukung peningkatan kesejahteraan kemandirian petani dalam berwirausaha.

‘’Sebagai dosen kami dituntut untuk menjalankan tari dharma perguruan tinggi, salah satunya dengan pengabdian pada masyarakat, karena sesuai dengan keahlian kami, maka kami hadir untuk memberikan pengetahuan dan teknologi tepat guna ini, guna mendukung keberlanjutan  sektor pertanian di desa ini ”jelasnya.

Sementara itu, Dr.Ir. Ratnawati,M.P selaku anggota PKM Unisa, yang menyampaikan penyuluhan tentang pertanian sehat, PHT dan lingkungan sehat

“Penggunaan bahan kimia berupa pupuk anorganik dan pestisida yang intensif dalam jangka panjang membawa konsekuensi berupa kerusakan lingkungan, mulai dari tanah, air, udara maupun makhluk hidup. Penggunaan bahan-bahan kimia sintetis tersebut berimplikasi pada rusaknya struktur tanah dan musnahnya mikroba tanah sehingga dari hari ke hari lahan pertanian kita menjadi semakin kritis.  Olehnya  untuk tetap menjaga produksi pertanian yang menguntungkan dan efisien, namun kita perlu memberikan penekanan pada perbaikan kualitas pengelolaan usahatani, konservasi tanah, air, energi dan sumberdaya hayati.  Salah satunya dengan memanfaatkan limbah pertanian dan kotoran ternak yang kaya bahan organik sebagai pupuk organik” Urai Ratnawati.

Teknik pemasaran produk pertanian disampaikan oleh pakar pemasaran Dr.Marjun, S.E,M.M yang juga anggota tim abdimas Universitas Alkhairaat. Dia menyebutkan pemasaran saat ini sudah merambah ke pemasaran digital, mau tidak mau para petani juga harus menyesuaikan, paling tidak para petani wajib memiliki smartphone.

Dan kegiatan penyuluhan dan pelatihan PKM yang dilaksanakan selama dua hari itu juga dilakukan  pelatihan pembuatan pupuk organik berbahan limbah pertanian, pembuatan pestisida nabati dari daun kelor, daun mimba, daun sirih dan sirsak, serta di hari minggunya dilakukan pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) oleh ibu Dr.Ir.Ratnawati,M.P. Serta aplikasi Pesnab secara langsung di lapangan oleh petani setempat. Kegiatan PKM akan dilanjutkan Minggu depannya untuk pengaplikasian bahan MOL dan Pesnab selanjutnya akan diperbanyak sendiri oleh petani secara mandiri.

Selain di desa Tulo, kabuapaten Sigi, kegiatan yang sama juga dilakukan di kelurahan Boyaoge, kota Palu yang diperuntukkan bagi istri-istri petani di kelurahan tersebut. Hal itu kata Dr Kasman untuk menumbuhkan perilaku baik lewat pendidikan non formal melalui program pengabdian kepada masyarakat.

“lewat pendidikan lingkungan atau pendidikan berkelanjutan mereka dipromosikan melalui kesadaran dan perilaku perlindungan lingkungan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan sikap, dan nilai terkait dengan perilalu perlindungan lingkungan hidup,”tutupnya.

Laporan Ridwan Laki

 

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *