Ini Faktanya Kurikulum Kita Sering Berubah
Oleh; Ridwan, S.Pd.I., M.Si.
Beberapa waktu lalu penulis diundang menghadiri Workshop pengembangan kurikulum FKIP Universitas Alkhairaat dalam penerapan MBKM. Penerapan kurikulum yang lebih dikenal dengan kurikulum Merdeka ini, dirasakan belum optimal, bahkan belum semua perguruan tinggi mengimplementasikannya.
Mengutip dari Setyorini & Setiawan (2023) Pendidikan berperan penting sebagai agen sosial. Tujuannya menghasilkan masyarakat Indonesia yang beragama dan bermoral, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehat secara fisik dan spiritual, berkepribadian yang baik, dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan ini, yang perlu diperhatikan adalah pengembangan kurikulum pendidikan. Kebijakan terkait kurikulum menjadi dimensi yang tak terpisahkan dari perkembangan dunia pendidikan nasional di masa depan.
Untuk mencapai tujuan ini, yang perlu diperhatikan adalah pengembangan kurikulum pendidikan. Kebijakan terkait kurikulum menjadi dimensi yang tak terpisahkan dari perkembangan dunia pendidikan nasional di masa depan. Nah, semenjak pasca kemerdekaan yaitu orde lama sampai sekarang, dinamika tata kelola pendidikan Indonesia terus terjadi. Termasuk dalam perubahan kurikulum pendidikan. Berikut adalah dinamika perubahan dan perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia.
Kelemahan dan faktor penghambat yang ditemukan pada penerapan Kurikulum Merdeka, yaitu ketidaksiapan guru, kurangnya pelatihan terkait Kurikulum Merdeka, kurangnya sarana dan prasarana, serta sistem pembelajaran yang kurang optimal.
Dunia pendidikan Indonesia tercatat mengalami beberapa kali perubahan kurikulum pendidikan setelah kemerdekaan hingga berupa Kurikulum Merdeka saat ini. Ada banyak faktor yang membuat terjadinya perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia mulai dari sistem politik, sosial budaya, ekonomi, hingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Proses penyempurnaan kurikulum itu diklaim untuk membuat dunia pendidikan nasional selangkah lebih maju dan bisa mengejar pendidikan negara lain. Bagaimana proses perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia? Berikut perjalanan kurikulum pendidikan nasional dari masa ke masa yang dirangkum dari berbagai sumber.
Kurikulum 1947; Kurikulum ini menjadi yang pertama sejak Indonesia merdeka, perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis sebab saat itu adalah masa di mana penjajah masih berada di NKRI. Dikenal dengan istilah rencana pelajaran 1947, kurikulum ini menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain.
Kurikulum 1952; Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dengan merinci setiap pelajaran sehingga dinamakan rencana pelajaran terurai 1952.
Kurikulum 1964; Istilah kurikulum ini adalah ‘rencana pendidikan 1964, pemerintah menginginkan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pembangunan moral, kecerdasan emosional, dan artistik.
Kurikulum 1968; Merupakan kurikulum pertama di masa orde baru yakni di masa pemerintahan Soeharto yang dimaksudkan untuk menggantikan rencana pendidikan 1964. Fokus pada kurikulum ini lebih berotasi pada pelaksanaan undang-undang 1945 secara murni membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat secara fisik dan jasmani.
Kurikulum 1975; Kurikulum ini menganut sistem pendekatan PPSI atau prosedur pengembangan sistem instruksional. Mengadopsi sistem MBO atau management by objective yang dikenal pada saat itu mewujudkan pendidikan yang efisien dan efektif.
Kurikulum 1984; Kurikulum ini mengusung pendekatan CBS atau cara belajar siswa aktif yaitu dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan hingga melaporkan.
Kurikulum 1994; Kurikulum ini menjadi upaya pemerintah dalam memadukan kurikulum yang ada sebelumnya. Namun pada prakteknya, proses pembelajaran ini belum menemui hasil, bahkan mendapatkan kritikan dari berbagai pihak karena beban belajar siswa yang berat.
Kurikulum 1997; Kurikulum ini merupakan revisi dari kurikulum 1994, perbaikan kurikulum ini hanya revisi sebagian kecil saja dengan tidak mengganti nama dari kurikulum itu sendiri.
Kurikulum 2004; Kurikulum ini dikenal dengan istilah KBK atau kurikulum berbasis kompetensi yaitu suatu program yang harus mengandung tiga unsur. Di antaranya pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator-indikator evaluasi, dan pengembangan pembelajaran. Salah satu ciri kurikulum ini yaitu metode bervariasi seperti sumber belajar, bisa didapatkan siswa sendiri, lingkungan, maupun dari buku atau hal-hal lainnya.
Kurikulum 2006; Kurikulum ini dikenal dengan istilah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), perbedaan yang paling menonjol dari kurikulum sebelumnya terletak pada kewenangan dalam penyusunannya. Pemerintah pusat hanya menetapkan standar kompetensi, selanjutnya guru atau satuan pendidikan dituntut untuk mengembangkan sendiri silabus penilaian.
Kurikulum 2013; Kurikulum pengganti KTSP ini merupakan pengembangan dan perwujudan kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter. Adapun penyempurnaan penting pada kurikulum 2013 yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Kurikulum Merdeka; Mengutip Kemendikbudristek, terdapat penyederhanaan kurikulum atau kurikulum darurat untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi.Kurikulum merdeka hadir sebagai bentuk upaya pemulihan pembelajaran, dikembangkan sebagai kurikulum yang berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Melalui kurikulum merdeka ini, para peserta didik tingkat SMA sederajat dapat memilih mata pelajaran sesuai minatnya.
Terjadinya perubahan kurikulum ini menurut hemat penulis, lebih disebabkan karena perkembangan orientasi filosofis, sosiologis, psikologis, ipteks, dan harapan masa depan berubah. Setiap perubahan kurikulum menuntut perubahan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan orientasi filosofis dan teoretiknya.
Selain itu, faktor yang ikut mempengaruhi pengembangan kurikulum antara lain, faktor perguruan tinggi, faktor masyarakat dan faktor nilai atau norma masyarakat. Juga ada faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, politik, pembangunan negara dan perkembangan dunia, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan kurikulum dilakukan pada dasarnya dalam rangka menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang selama ini terjadi, dalam pelaksanaan kurikulum itu, disamping tentunya dalam memenuhi tuntutan perubahan zaman
Lahirnya kurikulum merdeka, selain merupakan bagian dari upaya pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid-19, kurikulum merdeka, sebelumnya dikenal sebagai kurikulum prototipe, dirancang sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, dengan penekanan pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi siswa.
Menurut Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, kurikulum ini dibuat lebih ringkas, sederhana, dan fleksibel untuk mengejar learning loss dan ketertinggalan dengan negara lain. Mas menteri juga mengatakan, kurikulum ini memiliki tiga unggulan antara lain, lebih sederhana dan mendalam, siswa lebih bebas mengeksplorasi minat dan bakatnya, dan terakhir kurikulum ini lebih relevan dan interaktif.
Dampak perubahan dan perkembangan kurikulum memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah pendidikan kita selalu mengikuti konteks perkembangan zaman yang semakin maju. Sementara dampak negatifnya adalah imbas dari perubahan kurikulum yang sangat cepat adalah siswa. Hal ini terjadi karena seringnya perubahan sistem pembelajaran siswa yang berubah-ubah.
Itulah dinamika perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia sejak pasca kemerdekaan hingga saat ini. Semoga tidak ada lagi pameo yang mengatakan ganti menteri ganti kurikulum.
Penulis adalah; Pemerhati Pendidikan/ Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Alkhairaat.