Kisah Inspiratif, Ma’ruf Kuliah Sambil Jualan Siomay
Palu-Pria itu, tangannya terlihat cekatan melayani para pembeli somai, penganan mirip bakso yang dijajakannya menggunakan sepeda motor butut miliknya. Tangannya terlihat legam terbakar terik matahari Palu, peluhnya mengucur deras, ia terlihat kelelahan, namun, senyum tetap terpancar dari wajah tampannya.
Pria itu bernama Ma’ruf, penampilannya sederhana, tidak seperti mahasiwa pada umumnya yang penampilannya wah, tidak ada sepatu mengkilap, apalagi baju baru. Wajahnya teduh.
Saban hari ia memarkir sepeda motornya di kampus Unisa, menunggu para pembeli siomay. Sambil menunggu, ia terus menebar senyum dan sesekali membaca buku. Sebelum kuliah di Unisa, Ma’ruf adalah santri pondok Pesantren Raudhatul Mustafa Lilkhairaat pimpinan Habib Idrus bin Ali Alhabsyi.
Wajah pemuda itu tidak asing lagi bagi warga kampus Universitas Alkhairaat (Unisa), ia adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), semester sembilan.
Dari pengamatan media ini, pemuda kelahiran Tarakan, 24 Juni 1996 itu juga terlihat menjajakan dagangannya keliling kota Palu.
“Sambil kuliah saya jualan siomay keliling pak, kadang ngepos di kampus, karena banyak mahasiwa, khususnya malam hari,” katanya pada wartakiat.com, Ahad, (03/10)
Mahasiswa pemegang Nomor Induk Mahasiswa (NIM), 153121123 memiliki tekad yang kuat untuk membahagiakan kedua orangtuanya di kampung, pantang pulang sebelum meraih gelar Sarjana.
Putera pasangan suami istri Siti Haww dan Maridah itu tahun 2012 mengenyam Pendidikan di Pondok Pesantren Raudhatul Mustafa Lilkhairaat.
Karena keterbatasan biaya mahasiwa asal Kalimantan Utara, Kota Tarakan Kelurahan Sebengkok Waru itu memutuskan berjualan siomay keliling. Sebelumnya ia tinggal di sekretariat BEM Fakultas Pertanian, sebelum akhirnya dia ia ditawarkan pemilik siomay tinggal dirumahnya di Jalan Sungai Lariang Kelurahan Nunu.
Karena tekadnya yang kuat menjadi Sarjana, ia rela berjualan siomay keliling sejak tahun 2017 untuk membiayai kuliahnya.(RL)