Mencegah Covid-19 & Konflik Sosial

Oleh; Nanang Qosim
Seperti kita ketahui bersama bahwa Virus pandemi Covid-19 ini sudah menjelajah sampai kepelosok Dunia, hingga menimbulkan dampak yang begitu besar bagi warga di bumi ini.
Sebenarnya virus corona sudah ditemukan sejak tahun 1960. 10%-30% virus dari jenis ini yang menyebabkan batuk pilek (common cold) pada orang-orang. Sebenarnya SARS dan MERS-CoV juga berasal dari jenis coronavirus. Naah… di akhir Desember 2019, muncul virus corona baru yang awalnya disebut sebagai SARS-CoV-2 yang kemudian penyakitnya disepakati bernama Covid19 (akronim dari coronavirus disease 2019) oleh WHO. Virus ini sudah menyebabkan kematian dan menginfeksi orang di seluruh dunia dan pastinya, masih banyak orang yang sebenarnya sudah terinfeksi namun tidak tercatat/terdeteksi. (Dr. Neil Ferguson)
Tidak sedikit upaya Pemerintah untuk melakukan pencegahan Covid-19 ini dari mulai kebijakan Social Distance, stay at home, karantina mandiri hingga sampai sebagian daerah melakukan lockdown. Himbauan yang dilakukan pemerintah untuk melaksanakan kegiatan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) hingga menjaga imun tubuh agar kebal dengan mengkonsumsi vitamin C serta berjemur dibawah terik matahari diwaktu pagi hari dan lain sebagainya. Upaya ini dilakukan agar bisa memutus rantai virus Covid-19 agar tidak menyebar ke warga.
Konflik berasal dari kata kerja, yaitu configure yaitu yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana
salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak sedikit Masyarakat kita yang ditanah air yang menolak dan mempermasalahkan jenazah yang akan di makamkan ditengah lingkungan tempat tinggal mereka…
Menyikapi hal tersebut saran kepada Pemerintah untuk memberikan edukasi dan prosedur yang jelas soal penanganan orang yang meninggal yang masuk dalam kategori PDP (Pasien Dalam Pengawasan) atau pasien yang terkonfirmasi akibat virus corona (Covid-19). Hal demikian sangat penting dilakukan agar masyarakat tidak panik dan hingga melakukan penolakan terhadap pemakaman jenazah yang meninggal yang masih PDP ataupun yang sudah terkonfirmasi karena Covid-19.
Pemerintah harus membuat aturan dan harus tegas jika aturan tersebut sudah ada sebab menyangkut pencegahan pemutusan mata rantai virus, namun lebih penting harus dilakukan yaitu pencegahan konflik sosial yang dampaknya lebih merugikan kelangsungan hidup bermasyarakat, memecah persatuan dan kerjasama serta gotong royong dalam masyarkat tersebut…
Setiap individu memiliki pola pemikiran dan juga perasaan yang berbeda dalam menyikapi suatu hal. Terkadang dua individu yang berbeda kelompok bisa mengalami perselisihan karena pemikiran dan juga perasaan yang berbeda. Apalagi ketika masyarakat tersebut minim informasi atau mungkin tidak memahami protap dalam hal penanganan Pasien yang meninggal, ODP, PDP maupun Posotif Covid-19, maka dari itu pentingnya edukasi mulai dari protap hingga edukasi virus yang mendiami jenazah tersebut dampaknya kemasyarakat bagaimana dan sosialisinya harus tepat sasaran.
Petugas yang ditugaskan dalam pelaksanaan pemakaman dan keluarga serta masyarakat harus jelas berbuat apa. Jangan membuat mereka malah menjadi bingung, terombang-ambing. Terlebih lagi, adanya penolakan dari masyarakat setempat seperti yang terjadi saat ini diberbagai pelosok Negri yang kita cintai ini. Dimana keluarga sudah terkena musibah besar yang menyedihkan, mendapat penolakan pula dalam hal pemakamannya,”.
Saran untuk Pemda khususnya Dinas Kesehatan agar harus memberikan pelayanan penuh kepada keluarga pasien yang meninggal entah itu PDP dan yang Positif Covid-19 sampai kepada proses pemakaman biar masyarakat tidak merasa resah dan jangan dilepas begitu saja tanpa ada pengawalan dari Pemerintah sesuai Protap.
Ini menjadi PR Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan harus segera merealisaikannya, mensosialisasikan kepada masyarakat didaerah hingga informasinya sampai kepelosok desa agar daerah kita semua aman dan kondusif dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19.
Penulis : Dosen Universitas Alkhairaat