KONSEP PENDIDIKAN ANAK

KONSEP PENDIDIKAN ANAK

Oleh: Syahrani M. Thahir, S.Pd.I.,M.Si.*

Pendidikan adalah bagian penting dari hidup manusia, karena memberikan kemampuan untuk meningkatkan hidup seseorang, masyarakat, agama, dan negara. Pendidikan adalah upaya untuk membangun dan mengembangkan kepribadian manusia, baik secara rohani maupun fisik.

Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang melalui latihan dan pengajaran. Pada dasarnya, pendidikan dibagi menjadi dua kategori. Yang pertama adalah pendidikan formal, yang melibatkan hubungan antara guru dan siswa serta kurikulum. Yang kedua adalah pendidikan nonformal, yang diberikan di luar sekolah dan diperoleh melalui beberapa sumber, seperti lingkungan, buku, majalah, dan koran.

Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan lingkungan dan proses pembelajaran dimana siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan untuk diri mereka sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.

Pendidikan awalnya berarti bimbingan atau bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak-anak oleh orang dewasa untuk membantu mereka menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan mental yang lebih baik. Selanjutnya, istilah ini berkembang menjadi pendidikan, yang berarti usaha yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih baik.

Pendidikan memungkinkan kita menjadi lebih dewasa karena memberikan banyak manfaat bagi kita, seperti menghilangkan buta huruf dan memberikan keterampilan mental dan keterampilan lainnya. Sesuai dengan Firman Allah dalam al-Qur’an: 16:125

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”

Pendidikan dipandang dari sudut pandang Islam sangat penting, bahkan Allah SWT akan mengangkat derajat mereka yang melakukan pendidikan atau penelitian. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah upaya untuk mempersiapkan manusia untuk hidup yang sempurna dan bahagia. Ini berarti mereka harus kuat secara fisik, memiliki kepribadian (beretika), memiliki fikiran yang terorganisir, terampil dalam bekerja, dan manis dalam berbicara dan bertulis.

Namun, fakta pendidikan saat ini menunjukkan bahwa anak-anak selalu ditekan untuk melakukan tugas akademis, meskipun ada banyak orang yang sangat tertarik pada anaknya. Misalnya, para orang tua merasa lebih bangga ketika anaknya berprestasi lebih baik daripada anak lain. Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa semua prestasi dan kesuksesan yang dicapai anak sebenarnya dihasilkan oleh orang tua, bukan anak sendiri.

Imam Al-Ghazali berpendapat, bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan insan yang sempurna, baik didunia maupun di akhirat. Menurut Imam Al-Ghazali, seseorang dapat mencapai kesempurnaan hanya dengan berusaha mencari pengetahuan dan menggunakan pengetahuan yang mereka pelajari untuk mengamalkan kebaikan. Memberi nasehat itu mudah, tetapi menerimanya sulit karena bagi orang yang menuruti nafsunya, itu terasa pahit karena justru perkara yang dilarang itu yang disukainya. Selain itu, mereka yang tholabul ilmi hanya untuk pengetahuan dan sibuk dengan kesenangan dan keindahan dunia, tidak percaya bahwa ilmu akan selamat dan bahagia tanpa amal. Mereka percaya bahwa ilmu tidak memerlukan amal. Oleh karena itu, jangan menjadi anak yang muflis, yang berarti tidak melakukan apa-apa selain melakukan sesuatu.

Karena anak adalah bagian dari pendidikan, baik sebagai subjek maupun objek, diskusi tentang pendidikan tidak boleh terlepas dari anak. Semua anak dilahirkan dengan banyak potensi, dan tanggung jawab orang tua dan pendidik adalah untuk mengetahui dan mengembangkan potensi ini secara baik dan bijak. Wallaahu a’lam Bissawab.

*Penulis adalah Dosen Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam.

 

 

 

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *